Kamis, 19 Mei 2011

SUKABUMI PERLU SEORANG PEMIMPIN VISIONER

Dalam konteks pemimpin yang visioner, jelas cara pandang mengelola pembangunan harus diubah. Pembangunan harus dimaknai sebagai isu manajemen. Yakni, bagaimana seorang pemimpin melakukan proses value creation yang berkesinambungan. Apa pun alasannya, siapa pun yang memerintah dan apa pun tantangannya, isu utama seorang pemimpin bukan lagi struggle for power, melainkan bagaimana ia mengoptimalkan aset yang ada untuk menciptakan kontinuitas kemajuan di Kabupaten Sukabumi. Ini penting sekali, agar arah pembangunan dalam skala apapun tidak kehilangan visinya.


MENGAPA SUKABUMI PERLU SEORANG PEMIMPIN YANG VISIONER ?


Pemimpin yang visioner tidak boleh membuat rakyatnya galau, gelisah, lalu bertanya-tanya dengan hati gundah: mau dibawa ke mana gerangan kami ini? Seorang pemimpin visioner tidak terpaku pada keberhasilan masa kini, melainkan harus bisa merancang strategi di masa depan. Bagaimana caranya ?
Menurut Barbara Brown, seorang pemimpin visioner harus memiliki 10 kompentensi, yaitu :

1. Visualizing.

Mempunyai gambaran yang jelas tentang apa yang hendak dicapai dan kapan hal itu dicapai

2. Futuristic Thinking,

Lebih memikirkan dimana posisi yang diinginkan dimasa yang akan datang di banding posisi saat ini.

3. Showing Foresight.

Perencana yang dapat memperkirakan masa depan, mampu mengantisipasi atau mempertimbangkan rintangan potensial dan mengembangkan rencana darurat untuk menanggulangi rintangan itu.

4. Proactive Planning.

Menetapkan sasaran dan strategi yang spesifik untuk mencapai sasaran tersebut.

5. Creative Thinking.

Dalam menghadapi tantangan selalu berusaha untuk mencari alternative jalan keluar yang baru dengan memperhatikan isu, peluang dan masalah.

6. Taking Risks.

Berani mengambil resiko dan menganggap kegagalan sebagai peluang bukan kemunduran

7. Process Aligment.

Mengetahui bagaimana cara menghubungkan sasaran dirinya dengan sasaran organisasi

8. Coalition Building.

Mampu menciptakan hubungan yang harmonis baik ke dalam maupun ke luar organisasi

9. Countinous Learning.

Teratur mengambil bagian dalam pelatihan guna memperluas pengetahuan dan selalu memberikan tantangan berpikir serta mengembangkan imajinasi.

10.Embracing Change.

Mengetahui bahwa perubahan adalah suatu bagian yang penting bagi pertumbuhan dan pengembangan.


Seperti apa pemimpin visioner itu? Bung Hatta dalam majalah Daulat Rakyat, 10 September 1933, menggambarkan syarat seorang pemimpin visioner ini dalam satu kalimat yang lugas: iman yang teguh, watak yang kukuh dan urat saraf yang kuat WASPADA Online.Sementara Rhenald Kasali, pakar manajemen Universitas Indonesia , menganalogikan pemimpin visioner seperti mata. Ia bukan sekadar mata yang bergerak secara acak, melainkan harus menjadi mata yang jeli melihat sesuatu yang belum terlihat atau bahkan sama sekali tidak terlihat rakyatnya. Bukan itu saja, ia pun sanggup menyakinkan dan mengajak rakyatnya untuk memperjuangkan pandangan masa depannya itu. Untuk menjadi pemimpin bermata jeli (visionary leader), Seorang pemimpin harus berkarakter, punya kredibilitas, menjadi inspirasi keteladanan dan mampu menumbuhkan harapan.Visi adalah refleksi dari kepercayaan dan asumsi dasar kita mengenai sifat alamiah manusia, teknologi, ekonomi, ilmu pengetahuan, politik, seni dan etika. Dua pemimpin dalam satu organisasi mungkin memiliki pengalaman dan peluang yang serupa namun mereka bisa saja memiliki visi mengenai masa depan organisasi yang berbeda. Mengapa? Karena mereka mungkin bertindak berdasarkan premis atau logika yang berbeda, visi mengenai cara kerja dunia yang berbeda. Visi adalah penyataan mengenai tujuan, mengenai akhir dari usaha kita, karenanya visi berorientasi pada masa depan dan direalisasikan dalam jangka waktu yang berbeda. Mungkin dibutuhkan waktu tiga tahun dari saat kita memutuskan untuk mendaki gunung sampai kita benar-benar mencapai puncaknya. Mungkin dibutuhkan waktu satu dekade untuk membangun sebuah perusahaan, seabad untuk menumbuhkan pohon-pohon di hutan, dan satu generasi untuk memberi kebebasan pada manusia. Peran visi yang paling penting dalam kehidupan organisasi adalah untuk memberikan fokus kepada energi manusia. Untuk memungkinkan setiap orang peduli kepada organisasi sehingga dapat melihat dengan lebih jelas apa yang ada di depan mereka, para pemimpin harus memiliki dan mengutarakan sebuah fokus. Tugas seorang pemimpin adalah menjaga agar proyektor tetap fokus, menjaga agar keseluruhan gambar, yaitu keseluruhan tujuan atau visi organisasi jelas terlihat. Hal ini memungkinkan orang untuk memiliki gambaran yang jelas mengenai seperti apa bentuk masa depan, ketika semua orang telah menambahkan potongan-potongan gambar mereka sendiri. Dengan pemikiran seperti itu, mereka dapat memberikan kontribusi kepada keseluruhan gambaran tersebut secara efisien dan dengan rasa percaya diri. Sebagai seorang pemimpin, Anda harus melihat ke masa depan dan kemudian menciptakan kondisi bagi yang lainnya untuk bersama-sama membangun visi bersama, visi yang didasari oleh gambaran-gambaran ideal dan unik mengenai masa depan bersama. Visi dapat bertahan selama bertahun-tahun dan membuat kita tetap memfokuskan masa depan. Dan jika visi ingin dibuat menarik bagi lebih banyak orang daripada hanya ditujukan bagi sebagian kecil orang, maka visi harus memiliki daya tarik bagi mereka yang memiliki kepentingan di dalamnya. Dengan demikian untuk mencapai tujuan organisasi diperlukan produktivitas yang tinggi, dan produktivitas yang tinggi diperlukan kerjasama yang efektif dan efisien, efektifitas dan efisiensi tersebut perlu didukung oleh dana dan kompensasi, yang semua akumulasi tersebut direncanakan, diorganisir, digerakan, dikelola dan diputuskan oleh seorang pemimpin. Seorang pemimpin visioner dalam melaksanakan tugasnya juga harus memiliki peran.

Pertama sebagai Penentu Arah (Direction Setter). Peran ini merupakan peran dimana seorang pemimpin visioner menyajikan suatu visi, mengkomunikasikannya serta memotivasi masyarakat dan patner usaha, meyakinkan gambaran atau target yang akan diraih pemerintah Kabupaten Sukabumi pada masa depan dengan melibatkan orang-orang dari berbagai golongan.


Kedua sebagai Agen Perubahan (Agent of Change). Dalam konteks perubahan lingkungan eksternal adalah pusat. Ekonomi, Sosial, Teknologi dan perubahan politis terjadi secara terus menerus dan konstan dengan mempertimbangkan keinginan masyarakat.


Ketiga sebagai Juru Bicara (Spokesperson). Mengkomunikasikan suatu pesan yang mengikat semua orang agar melibatkan diri menyentuh visi kabupaten Sukabumi secara internal maupun eksternal. Visi tersebut harus bermanfaat, menarik dan menumbuhkan kegairahan tentang masa depan Kabupaten Sukabumi.


Keempat adalah sebagai Pelatih (Coach). Artinya, seorang pemimpin visioner harus harus menggunakan kerjasama kelompok untuk mencapai visi yang dinyatakan dan mampu mengoptimalkan kemampuan seluruh jajaran pemerintahan dan swasta dan masyarakat untuk bekerja sama mengkoordinir aktivitas pemerintahan.


Kepemimpinan visioner adalah suatu konsep yang dapat diuraikan terperinci melalui literatur dan teori. Namun arti yang lebih besar dari kepemimpinan adalah tindakan nyata, cara bekerja dan serangkaian peristiwa. Kompetensi pokok lainnya seperti kemampuan antisipasi, kecepatan, agility (kecerdikan) dan persepsi harus lah dimiliki oleh seorang pemimpin yang visioner. Antisipasi berarti harus pro aktif mengamati lingkungan guna menemukan perubahan baik perubahan secara negatif maupun positif yang mempengaruhi masyarakat. Untuk itu seorang pemimpin visioner secara rutin, perlu mempertimbangkan dan mendiskusikan kemungkinan seluruh scenario yang mungkin dapat terjadi pada masa depan, menjaga agar arah pembangunan tetap focus dan menyiapkan beragam kumungkinan, penciptaan rencana-rencana darurat.
To Be Continued....